Febbi Filza memiliki kesibukan sebagaimana layaknya
seorang ibu muda pada umumnya. Yakni mengurus rumah tangga dan merawat
anaknya yang masih berusia 4 tahun. Luar biasanya, di tengah kesibukan
seorang ibu rumah tangga yang sangat padat, Ibu muda berusia 23 tahun
ini mampu menemukan waktu untuk menjalankan bisnisnya di dunia online,
Aimeeforbags, hingga kini menghasilkan omset puluhan juta. Bagaimana
bisa?
Tips #1: Seorang ibu rumah tangga akan mampu membagi waktu untuk berbisnis online, ketika dia mampu menjalankan prioritasnya.
“Kesulitannya adalah membagi waktu antara keluarga dan bisnis,” kata Febbi mengawali sesi wawancara dengan tim Studentpreneur. “Namun alhamdulillah yang namanya kesibukan itu sangat mungkin untuk dikontrol.”
Febbi mengaku memiliki jadwal yang paten untuk menjalankan bisnisnya. Pada pagi hari, Febbi mengurus rumah, suami, dan anaknya. Ketika anaknya sekolah, dia mulai mengurus Aimeeforbags. Siang hari, Febbi kembali menjalankan akitvitas ibu rumah tangga seperti menjemput anaknya, memasak, mencuci, dan lain-lain. Ketika sudah selesai, dia kembali mengurus bisnisnya. Malam hari adalah waktu Febbi untuk lebih aktif dalam mengurus bisnisnya.
“Jangan pernah menelantarkan keluarga. Boleh saja kita berbisnis, akan tetapi keluarga tetap nomor 1,” kata Febbi. “Saya percaya bahwa ketika kita mampu mengatur prioritas utama kita (yakni keluarga, red.) maka hal-hal lain akan mengikuti.”
Ibu Muda Ini Hasilkan Puluhan Juta dari Jualan Tas di Dunia Online [Studentpreneur]
Tunas Garment mitra bisnis yang lebih menguntungkan
Bonus fee prosentase untuk
pengorder ke perusahaan, instansi, pusat perbelanjaan, komumitas atau pribadi
hubungi: Neny , Hp: 0818 982 658 / 021 91 39 4981/
081280069079
www.TunasGaremen.blogspot.com
www.SouvenirPromosi16.blogspot.com
www.RumahSouvenir28.blogspot.com
Tips #2: Pentingnya restu dan dukungan dari pasangan Anda.
Febbi mengaku, pertama kali dia bekerja atas seijin sang suami. Baginya, bisnis akan berkah ketika tidak melewati kaidah-kaidah yang sudah ditentukan oleh sang suami.
“Saya percaya bahwa fitrah wanita adalah mengurus rumah tangga dan mendidik anak,” katanya. “Untuk urusan bekerja, berbisnis, harus ada persetujuan dulu dari suami. Saya bersyukur mendapat dukungan itu, apalagi beliau bekerja di bidang IT, sehingga saya tidak menemui kesulitan mengenai masalah teknis.”
“Menurut saya, bisnis online adalah model bisnis yang sangat cocok dilakukan oleh ibu rumah tangga,” kata Febbi. “Kita bisa sambil mendidik anak dan mencari penghasilan tanpa menelantarkan keluarga. Keluarga terurus bisnis juga lancar. Disinilah barokahnya.”
Tips #3: Ibu muda harus melek teknologi.
Febbi bercerita mengenai model bisnis Aimeeforbags. “Saya open order hanya tiap sebulan sekali. Meskipun saya juga jual ready stock,” katanya. “Penjualan saya lakukan sepenuhnya di online sehingga sama sekali tidak melelahkan.”
Aimeeforbags menjual melalui sosial media, yakni Instagram, Twitter dan Facebook. Akan tetapi, Febbi mengakui bahwa dia paling aktif menjual di Instagram. Di dalam akun Instagramnya, Febbi memiliki puluhan ribu follower yang merupakan loyal customer. Jumlah follower yang besar ini pula lah yang sering mendatangkan rejeki yang tak terduga. Febbi sering mendapat kiriman berbagai macam produk agar di-endorse oleh akunnya.
“Potensi dunia online sangat besar dan menjanjikan,” katanya. “Sejak 2009 sampai sekarang, omset terus meningkat. Apalagi tahun depan, kita harus siap menghadapi ASIAN Economic Community. Maka saya berpikir bahwa ibu muda juga harus mampu menyumbang bagi kemajuan Indonesia.”
www.RELASIPROMOSI.blogspot.com
Tips #4: Pantang menyerah.
Aimeeforbags adalah bisnis online yang bergerak di penjualan tas middle class brand seperti Zara, Mango, Guess. Aimeeforbags tidak menjual tas high class brand sperti LV, Chanel, Hermes. Aimeeforbags bisa menjual lebih murah karena tas-tas yg dijual merupakan tas sisa pabrik atau tas yang rejected. Menurut Febbi, perbedaan dengan tas yg dijual di counter hanya pada kode jualnya. Sedangkan soal kualitas bahan dan jahit sama. Sebelum menjual, Febbi selalu survey lebih dulu.
Sejarah di balik pendirian Aimeeforbags juga sangat menarik. Febbi menuturkan bahwa dia memulainya di tahun 2009 dengan menjual tas. Akan tetapi, setelah setahun berjualan, ada konflik dengan seorang temannya yang membuatnya harus meraba-raba potensi dagangan lain. Febbi sudah pernah mencoba jualan kosmetik, baju dan sepatu handmade. Akan tetapi semuanya harus berakhir karena satu dua alasan yang vital. Namun, bukan berarti dia menyerah dengan dunia entrepreneur. Berkat wejangan dari seorang mentor, tahun 2013, Febbi kembali menjual tas, kali ini dengan fokus dan konsistensi yang lebih besar.
“Awal jualan, semua barang pengennya dijual. Akan tetapi rupanya lebih baik ketika kita fokus di satu hal dan besarkan disana.”
Tips #5: Melayani customer dengan term & condition yang jelas.
“Customer ada-ada saja. Kadang, suka aja ada yang bohong, cancel order, menanyakan hal yang seharusnya tidak ditanyakan,” kata Febbi ketika ditanya mengenai kesulitan terbesar ketika menjalankan bisnisnya dari Instagram.
Solusinya, Febbi menjawab, “Saya mengakalinya dengan menerapkan sistem order yang terdata. Jadi, sebelum memesan, customer harus isi data sesuai format yang saya berikan.”
Selain itu, Febbi juga membuat halaman khusus FAQ dan Terms and Condition di halaman Facebook-nya yang wajib dibaca customer. Febbi benar-benar memastikan agar halaman ini dibaca.
“Biasanya, customer males baca. Maka ketika mereka order, saya kirimkan pula screenshot berisi rangkuman Terms and Condition itu.”
Menurutnya, halaman ini penting dibaca untuk menghindari kesalahpahaman sebelum customer melakukan pemesanan.
Tips #6: Bisnis akan lebih berarti ketika membawa misi sosial.
“Saat ini penghasilan dari Aimeeforbags cukup untuk memenuhi kebutuhan sendiri,” kata Febbi. “Namun di luar itu, saya ingin Aimeeforbags bisa membawa manfaat pula buat orang lain. Misalnya dengan memperkerjakan saudara-saudara saya yang masih belum ada penghasilan.”
Misi inilah yang membuat Febbi semangat dalam mengembangkan bisnisnya. “5 tahun kedepan, saya ingin memliki gudang sendiri dengan omset minimal 500 juta,” katanya berangan-angan. “Pada titik itu, saya berpikir alangkah baiknya ketika kita bisa memberdayakan masyarakat-masyarakat sekitar yang membutuhkan.”
Memang, esensi dari sebuah bisnis adalah membawa manfaat bagi orang lain. Pesan ini sekaligus mengakhiri sesi wawancara kami dengan Febbi Filza, owner Aimeeforbags. Febbi adalah salah seorang narasumber kami dalam agenda Studentpreneur Hangout Malang bulan Mei 2014. Anda bisa follow informasi Studentpreneur melalui Facebook atau Twitter untuk mendapat update informasi terkini mengenai event Studentpreneur
Anda masih penasaran untuk belajar bisnis online? Klik gambar di bawah ini!
Mau belajar bisnis? Silahkan action..
Klik Senyumnya..Dapatkan Bonus & Hadiah Membuka Pintu Rejekinya..
Ayo Action..tunggu apa lagi..